1. Konseling perseorangan sebagai jantung hati bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi. Ibarat seorang jejaka yng menaksir gadis, apabila jejaka itu telah mampu memikat “jantung hati” gadis itu, maka segala urusan dan kehendak akan dapat diselenggarakan dan dicapai dengan lancar.
Implikasi anggapan tersebut terhadap pengembangan kemampuan konselor professional ialah apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati, dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan.
2. Layanan konseling perseorangan harus dilakukan secara resmi
a. Ciri-ciri keresmiannya adalah
- Layanan itu merupakan usaha yang disengaja.
- Tujuan layanan tidak boleh lain daripada untuk kepentingan dan kebahagiaan klien.
- Kegiatan layanan diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan.
- Metode dan teknologi dalam layanan berdasar teori yang telah teruji.
- Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.
b. Jika ciri-ciri keresmian itu tidak diwujudkan oleh konselor yaitu, bisa dikatakan bahwasanya tujuan konseling dalam bimbingan dan konseling adalah pemeliharaan dan pengembangan diri klien seutuhnya. Kepentingan dan kebahagiaan klien yang menjadi arah layanan konseling secara langsung mengacu kepada pemeliharaan dan pengembangan klien itu. Apabila keresmian tidak diwujudkan maka konseling tidak dapat dilaksanakan secara teratur, dikarenakan dalam kegiatan konseling memerlukan proses. Tujuan yang ingin dicapai di atas sulit untuk diwujudkan, selama pelaksanaan tidak terkontrol dan diabaikan seadanya. Konselor tidak sepenuhnya menghadapi dan mencurahkan perhatian kepada klien dan sebaliknya klien tidak dapat sepenuhnya memperhatikan konselor. Dalam hal ini baik klien maupun konselor menyediakan diri tidak dalam kondisi transparan (ada yang ditutup-tutupi). Klien dan konselor kurang merasa dekat satu sama lain, serta azas keterbukaan tidak akan didapatkan. Hubungan konseling adalah hubungan pribadi yang tidak terbuka dan tidak dinamis antara klien dan konselor akan menciptakan kerenggangan hubungan.
3. Tahap keefektifan konseling
a. Yang akan terjadi jika klien berhenti pada tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan tahap 4 yaitu kita perlu ketahui adanya 4 tahap tersebut merupakan keefektifan pengentasan masalah melalui konseling. Dari keadaan yang paling awal itu sampai konseling yang paling akhir nantinya pada waktu masalah klien terentaskan dapat didentifikasi lima tahap. Dengan memperhatikan tahap-tahap tersebut akan terlihat apakah klien sejak awalnya sampai dengan akhirnya memang menjalani tahap-tahap yang mengarahkan dirinya untuk mencapai keadaan terentaskan masalahnya. Jika ia berhenti pada suatu tahap dan tidak melanjutkan ke tahap berikutnya yang terjadi keefektifan masalah tidak meningkat kepada taraf keefektifan yag lebih tinggi.
Seperti contohnya : seorang klien sudah menjalani dari tahap pertama yaitu menyadari bahwa dirinya mengalami masalah. Akan tetapi pada tahap kedua tentang kesadaran akan perlunya bantuan orang lain. Akan tetapi ia merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain, yang terjadi dia akan mengalami kesulitan dan kerugian tertentu sehingga tidak akan adanya pemecahan masalah.
b. Peranan konselor terhadap klien yang berhenti pada masing-masing tahap yaitu membujuk atau mengarahkan si klien agar ia sadar bahwa kelima tahap kefektifan itu sangatlah berpengaruh terhadap terentasnya masalah si klien. Contohnya : seorang klien sudah mengikuti sampai ke tahapan yang kedua dan tidak melanjutkan ke tahapan yang ketiga, seorang konselor harus mengarahkannya bahwasanya masalah yang dihadapi si klien itu tidak dapat terentaskan jika tidak mau mencari bantuan orang lain dalam mengentaskan masalahnya itu.
4. Konseling elekrik adalah gabungan antara konseling direktif dan konseling non-direktif yang mengambil berbagai kebaikan dari kedua pendekatan itu, mengembangkan dan menerapkannya dalam praktek sesuai dengan permasalahan klien.. Yang salah satu dari keduanya ada yang lebih menekankan peranan konselor dan yang lain menekankan peranan klien.
Keuntungan yang diperoleh pendekatan konseling elektrik dibandingkan dengan pendekatan konseling direktif dan non direktif yaitu, bisa kita lihat bahwasannya tidak semua masalah itu dapat terentaskan secara baik dengan satu pendekatan atau teori saja. Ada masalah yang lebih cocok diatasi dengan pendekatan direktif dan ada pula yang lebih cocok dengan pendekatan non-direktif. Dengan kata lain bahwa setiap masalah tidak dapat diatasi hanya dengan satu pendekatan atau teori saja. Sedangkan dengan menggunakan pendekatan konseling elektrik sajalah bisa didapat dua keuntungan dari pendekatan direktif dan pendekatan non-direktif yang digabungkan menjadi satu. Selain itu Sikap elektrik ini telah ada sejak lama dan bahkan dianggap lebih tepat dan sesuai dengan filsafat atau tujuan bimbingan dan konseling daripada sikap yang hanya mengandalkan satu pendekatan atau satu-dua teori tertentu saja
Contohnya : misalkan ada suatu permasalahan klien, karena konselor kesusahan untuk menggunakan dua pendekatan atau lebih maka ia ingin lebih memilih menggunakan metode yang praktis seperti menggunakan pendekatan konseling elektrik ini.
5. Perbedaan antara konseling yang dilaksanakan di sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi dan masyarakat yaitu, tentang sumber alih tangan di masing-masing lingkungan yang berbeda.
Seperti di tingkat SD sumber alih tangan diantaranya guru, kepala sekolah, anak itu sendiri dan konselor. Kemudian di tingkat sekolah menengah sumber alih tangannya pada peranan guru, kepala sekolah, siswa dan konselor serta orang tua. Lalu untuk tingkat perguruan tinggi sumber alih tangan ditekankan oleh mahasiswanya sendiri. Dan yang terakhir pada masyarakat sumber alih tangannya dari konselor satu ke konselor lainnya.
Contohnya : dari tingkat SD dan menengah, ada anak yang nakal sekali dari pihak sumber alih tangan sudah mengatasinya akan tetapi tidak terentaskan masalahnya, kemudian kegiatan alih tangan itu dilakukan dari pihak sumber alih tangan itu dikirmkan kepada konselor untuk mengatasi masalahnya. Sedangkan kalau dari mahasiswa itu jika tidak bisa mengatasi masalah bisa alih tangankan kepada konselor. Dan kalau dari masyarakat jika masalah itu tidak bisa tuntas maka alih tangan itu yang asalnya dari konselor bisa dikirimkan ke konselor yang lebih senior atau konselor yang membidangi spesialisasi tertentu.
6. Layanan kelompok
a. Keuntungan layanan kelompok
- Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada semua orang. Misalnya pada waktu tahun 2004 dunia dan masyarakat sangat terbuka, arus informasi dan mobilitas penduduk semakin deras, hal itu mengakibatkan semakin banyak orang memerlukan bimbingan dan konseling yang tepat dalam waktu yang relative cepat yaitu dengan konseling kelompok.
- Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perseorangan. Misalnya, dengan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan itu, tujuan layanan dapat tercapai secara lebih mantap.
- Dinamika kelompok yang tejadi dalam kelompok itu mencerminkan suasana kehidupan yang nyata yang dapat dijumpai di masyarakat secara luas, karena para anggota kelompok dalam interaksi mereka membawa kondisi pribadinya, sebagaimana mereka masing-masing tampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Layanan konseling kelompok dapat merupakan wilayah penjajakan awal bagi calon klien untuk memasuki layanan konseling perseorangan. Misalnya bagi calon klien, dinamika interaksi yang terjadi di dalam kelompok itu dapat membuahkan berbagai hal yang pedalamannya lebih lanjut akan dapat dilakukan dalam layanan konseling perseorangan.
b. Ramalan pada tahun 2000 nanti konseling kelompok akan mendominasi keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling. Karena pada waktu itu dunia dan masyarakat sudah sangat terbuka, lembaga-lembaga kemasyarakatan, sekolah, dan keluarga juga sangat terbuka, arus informasi dan mobilitas penduduk semakin deras, segala macam kebutuhan semakin meningkat baik jenis maupun intensitasnya. Hal itu semua mengakibatkan semakin banyak orang yang memerlukan bimbingan konseling yang tepat dalam waktu yang relative cepat. Dan jawaban terhadap tantangan itu ialah dengan konseling kelompok, bisa dikatakan seperti itu karena banyaknya keunggulan yang ditampilkan oleh layanan konseling kelompok. Seperti contohnya adanya interaksi sosial yang memungkinkan terjadinya suasana yang nyata (yang terjadi seharu-hari) dalam kelompok itu, serta konseling kelompok itu lebih efisien dan ekonomis.
c. Peranan layanan-layanan lain dalam usaha bimbingan dan konseling yaitu dapat ditunjang dengan sejumlah kegiatan seperti instrumentasi bimbingan dan konseling dengan mempergunakan sebagai teknis tes dan non-teknis perlu dikembangkan oleh konselor. Penggunaan setiap instrument hendaknya disertai pertimbangan yang matang, kemampuan dan ketepatan pengadministrasian atau pengolahan dan penafsiran, serta tanggung jawab yang tinggi. Pemakaian instrument itu ditambah dengan penyelenggaraan sejumlah prosedur lainnya seperti pengamatan, wawancara dan pengumpulan bahan yang akan menghasilkan berbagai data baik pribadi, data umum, maupun data kelompok. Selain itu kegiatan penunjang lain yang cukup penting adalah konferensi kasus, kunjungan ke rumah dan penyelenggaraan alih tangan.
Implikasi anggapan tersebut terhadap pengembangan kemampuan konselor professional ialah apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati, dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan.
2. Layanan konseling perseorangan harus dilakukan secara resmi
a. Ciri-ciri keresmiannya adalah
- Layanan itu merupakan usaha yang disengaja.
- Tujuan layanan tidak boleh lain daripada untuk kepentingan dan kebahagiaan klien.
- Kegiatan layanan diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan.
- Metode dan teknologi dalam layanan berdasar teori yang telah teruji.
- Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.
b. Jika ciri-ciri keresmian itu tidak diwujudkan oleh konselor yaitu, bisa dikatakan bahwasanya tujuan konseling dalam bimbingan dan konseling adalah pemeliharaan dan pengembangan diri klien seutuhnya. Kepentingan dan kebahagiaan klien yang menjadi arah layanan konseling secara langsung mengacu kepada pemeliharaan dan pengembangan klien itu. Apabila keresmian tidak diwujudkan maka konseling tidak dapat dilaksanakan secara teratur, dikarenakan dalam kegiatan konseling memerlukan proses. Tujuan yang ingin dicapai di atas sulit untuk diwujudkan, selama pelaksanaan tidak terkontrol dan diabaikan seadanya. Konselor tidak sepenuhnya menghadapi dan mencurahkan perhatian kepada klien dan sebaliknya klien tidak dapat sepenuhnya memperhatikan konselor. Dalam hal ini baik klien maupun konselor menyediakan diri tidak dalam kondisi transparan (ada yang ditutup-tutupi). Klien dan konselor kurang merasa dekat satu sama lain, serta azas keterbukaan tidak akan didapatkan. Hubungan konseling adalah hubungan pribadi yang tidak terbuka dan tidak dinamis antara klien dan konselor akan menciptakan kerenggangan hubungan.
3. Tahap keefektifan konseling
a. Yang akan terjadi jika klien berhenti pada tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan tahap 4 yaitu kita perlu ketahui adanya 4 tahap tersebut merupakan keefektifan pengentasan masalah melalui konseling. Dari keadaan yang paling awal itu sampai konseling yang paling akhir nantinya pada waktu masalah klien terentaskan dapat didentifikasi lima tahap. Dengan memperhatikan tahap-tahap tersebut akan terlihat apakah klien sejak awalnya sampai dengan akhirnya memang menjalani tahap-tahap yang mengarahkan dirinya untuk mencapai keadaan terentaskan masalahnya. Jika ia berhenti pada suatu tahap dan tidak melanjutkan ke tahap berikutnya yang terjadi keefektifan masalah tidak meningkat kepada taraf keefektifan yag lebih tinggi.
Seperti contohnya : seorang klien sudah menjalani dari tahap pertama yaitu menyadari bahwa dirinya mengalami masalah. Akan tetapi pada tahap kedua tentang kesadaran akan perlunya bantuan orang lain. Akan tetapi ia merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain, yang terjadi dia akan mengalami kesulitan dan kerugian tertentu sehingga tidak akan adanya pemecahan masalah.
b. Peranan konselor terhadap klien yang berhenti pada masing-masing tahap yaitu membujuk atau mengarahkan si klien agar ia sadar bahwa kelima tahap kefektifan itu sangatlah berpengaruh terhadap terentasnya masalah si klien. Contohnya : seorang klien sudah mengikuti sampai ke tahapan yang kedua dan tidak melanjutkan ke tahapan yang ketiga, seorang konselor harus mengarahkannya bahwasanya masalah yang dihadapi si klien itu tidak dapat terentaskan jika tidak mau mencari bantuan orang lain dalam mengentaskan masalahnya itu.
4. Konseling elekrik adalah gabungan antara konseling direktif dan konseling non-direktif yang mengambil berbagai kebaikan dari kedua pendekatan itu, mengembangkan dan menerapkannya dalam praktek sesuai dengan permasalahan klien.. Yang salah satu dari keduanya ada yang lebih menekankan peranan konselor dan yang lain menekankan peranan klien.
Keuntungan yang diperoleh pendekatan konseling elektrik dibandingkan dengan pendekatan konseling direktif dan non direktif yaitu, bisa kita lihat bahwasannya tidak semua masalah itu dapat terentaskan secara baik dengan satu pendekatan atau teori saja. Ada masalah yang lebih cocok diatasi dengan pendekatan direktif dan ada pula yang lebih cocok dengan pendekatan non-direktif. Dengan kata lain bahwa setiap masalah tidak dapat diatasi hanya dengan satu pendekatan atau teori saja. Sedangkan dengan menggunakan pendekatan konseling elektrik sajalah bisa didapat dua keuntungan dari pendekatan direktif dan pendekatan non-direktif yang digabungkan menjadi satu. Selain itu Sikap elektrik ini telah ada sejak lama dan bahkan dianggap lebih tepat dan sesuai dengan filsafat atau tujuan bimbingan dan konseling daripada sikap yang hanya mengandalkan satu pendekatan atau satu-dua teori tertentu saja
Contohnya : misalkan ada suatu permasalahan klien, karena konselor kesusahan untuk menggunakan dua pendekatan atau lebih maka ia ingin lebih memilih menggunakan metode yang praktis seperti menggunakan pendekatan konseling elektrik ini.
5. Perbedaan antara konseling yang dilaksanakan di sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi dan masyarakat yaitu, tentang sumber alih tangan di masing-masing lingkungan yang berbeda.
Seperti di tingkat SD sumber alih tangan diantaranya guru, kepala sekolah, anak itu sendiri dan konselor. Kemudian di tingkat sekolah menengah sumber alih tangannya pada peranan guru, kepala sekolah, siswa dan konselor serta orang tua. Lalu untuk tingkat perguruan tinggi sumber alih tangan ditekankan oleh mahasiswanya sendiri. Dan yang terakhir pada masyarakat sumber alih tangannya dari konselor satu ke konselor lainnya.
Contohnya : dari tingkat SD dan menengah, ada anak yang nakal sekali dari pihak sumber alih tangan sudah mengatasinya akan tetapi tidak terentaskan masalahnya, kemudian kegiatan alih tangan itu dilakukan dari pihak sumber alih tangan itu dikirmkan kepada konselor untuk mengatasi masalahnya. Sedangkan kalau dari mahasiswa itu jika tidak bisa mengatasi masalah bisa alih tangankan kepada konselor. Dan kalau dari masyarakat jika masalah itu tidak bisa tuntas maka alih tangan itu yang asalnya dari konselor bisa dikirimkan ke konselor yang lebih senior atau konselor yang membidangi spesialisasi tertentu.
6. Layanan kelompok
a. Keuntungan layanan kelompok
- Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada semua orang. Misalnya pada waktu tahun 2004 dunia dan masyarakat sangat terbuka, arus informasi dan mobilitas penduduk semakin deras, hal itu mengakibatkan semakin banyak orang memerlukan bimbingan dan konseling yang tepat dalam waktu yang relative cepat yaitu dengan konseling kelompok.
- Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perseorangan. Misalnya, dengan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan itu, tujuan layanan dapat tercapai secara lebih mantap.
- Dinamika kelompok yang tejadi dalam kelompok itu mencerminkan suasana kehidupan yang nyata yang dapat dijumpai di masyarakat secara luas, karena para anggota kelompok dalam interaksi mereka membawa kondisi pribadinya, sebagaimana mereka masing-masing tampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Layanan konseling kelompok dapat merupakan wilayah penjajakan awal bagi calon klien untuk memasuki layanan konseling perseorangan. Misalnya bagi calon klien, dinamika interaksi yang terjadi di dalam kelompok itu dapat membuahkan berbagai hal yang pedalamannya lebih lanjut akan dapat dilakukan dalam layanan konseling perseorangan.
b. Ramalan pada tahun 2000 nanti konseling kelompok akan mendominasi keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling. Karena pada waktu itu dunia dan masyarakat sudah sangat terbuka, lembaga-lembaga kemasyarakatan, sekolah, dan keluarga juga sangat terbuka, arus informasi dan mobilitas penduduk semakin deras, segala macam kebutuhan semakin meningkat baik jenis maupun intensitasnya. Hal itu semua mengakibatkan semakin banyak orang yang memerlukan bimbingan konseling yang tepat dalam waktu yang relative cepat. Dan jawaban terhadap tantangan itu ialah dengan konseling kelompok, bisa dikatakan seperti itu karena banyaknya keunggulan yang ditampilkan oleh layanan konseling kelompok. Seperti contohnya adanya interaksi sosial yang memungkinkan terjadinya suasana yang nyata (yang terjadi seharu-hari) dalam kelompok itu, serta konseling kelompok itu lebih efisien dan ekonomis.
c. Peranan layanan-layanan lain dalam usaha bimbingan dan konseling yaitu dapat ditunjang dengan sejumlah kegiatan seperti instrumentasi bimbingan dan konseling dengan mempergunakan sebagai teknis tes dan non-teknis perlu dikembangkan oleh konselor. Penggunaan setiap instrument hendaknya disertai pertimbangan yang matang, kemampuan dan ketepatan pengadministrasian atau pengolahan dan penafsiran, serta tanggung jawab yang tinggi. Pemakaian instrument itu ditambah dengan penyelenggaraan sejumlah prosedur lainnya seperti pengamatan, wawancara dan pengumpulan bahan yang akan menghasilkan berbagai data baik pribadi, data umum, maupun data kelompok. Selain itu kegiatan penunjang lain yang cukup penting adalah konferensi kasus, kunjungan ke rumah dan penyelenggaraan alih tangan.
0 komentar: on "Bimbingan Konseling"
Posting Komentar